Entri Populer

Kamis, 07 Juli 2011

Ah, Itu Potret Penjahat

Suatu hari saat Syarwan Hamid dengan pengawalan ketat melakukan
inspeksi ke sejumlah pemukiman di Baucau, Timor Timur. Di kawasan itu
Syarwan keluar-masuk rumah penduduk dan memeriksa semua isi rumah
secara detil. Rupanya Syarwan ingin menyaksikan bagaimana penduduk Timor
Timur menata rumahnya, sekaligus seberapa jauh proses integrasi telah
berhasil.
Di ruang tamu beberapa rumah penduduk Syarwan melihat terpampang
gambar burung garuda dan potret Presiden Soeharto serta Wakil Presiden Try
Sutrisno di sebelah kanan-kirinya.
“Wah, ternyata Bapa sudah sadar dengan arti integrasi ya. Dan rupanya
Bapa sudah tahu bahwa presiden di Timor-Timur adalah Soeharto dan
wakilnya adalah Try Sutrisno. Selamat Bapa,” ujar Syarwan sambil
memberikan uang Rp 100 ribu.
Hal itu dilakukannya kepada setiap penghuni rumah yang diketahui
memasang lambang garuda dan potret presiden dan wapres.
Kini giliran rumah Manuel yang dikenal sebagai anti-integrasi diinspeksi
Syarwan dan rombongannya. Ketika masuk ke ruang tamu, Syarwan tampak
tertegun melihat di ruang tamu rumah Manuel tergantung sebuah patung
Yesus Kristus tengah disalib. Sedang di kanan-kirinya terpampang gambar
Soeharto dan Try Sutrisno.
... Manuel dan istrinya sempat tegang. Tapi senyum Syarwan pun segera
mengembang. “Tak saya sangka Bapa Manuel telah sadar dengan arti integrasi.
Terima kasih bahwa Bapa telah menyejajarkan Pak Harto dan Pak Try dengan
Yesus,” ujar Syarwan sambil memerintahkan anak buahnya menyerahkan uang
sebesar Rp 500 ribu sebagai penghargaan kepada Manuel.
Ketika rombongan berlalu, datang tetangga Manuel bernama Mariano.
“Lho bukankah Bapa selama ini anti pada penindasan yang dijalankan oleh’’

penguasa Orde Baru? Apa betul Bapa menyejajarkan Soeharto dan Try Sutrisno
dengan Yesus?” tanya Mariano.
“Ah siapa bilang. Itu kan kata si Syarwan. Apa yang ada di ruang tamu ini
kan seperti adegan penyaliban di Golgota. Saat itu bersama Yesus, turut disalib
dua orang penjahat di sebelah kiri dan kanannya,” jawab Manuel enteng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar